Pakar Ungkap Penyebab Banjir Dubai Imbas Ubah Gurun Pasir Jadi Beton

Rena Laila Wuri
23 April 2024, 09:20
Wisatawan menyaksikan matahari tenggelam saat berwisata gurun pasir di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (15/12/2022). Wisata berkeliling gurun menggunakan kendaraan offroad, ATV serta menaiki Unta tersebut diminati wisatawan mancanegara selain tujuan wisata
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/YU
Wisatawan menyaksikan matahari tenggelam saat berwisata gurun pasir di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (15/12/2022). Wisata berkeliling gurun menggunakan kendaraan offroad, ATV serta menaiki Unta tersebut diminati wisatawan mancanegara selain tujuan wisata lain seperti Burj Khalifa dan Museum of The Future.
Button AI Summarize

Para pakar menyebut banjir di kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), pada minggu lalu menjadi gambaran gagalnya pemerintah dalam mengelola tata kota dalam menghadapi cuaca ekstrem dampak perubahan iklim. Kota modern itu tidak memiliki cukup drainase untuk menyerap air ketika turun hujan dengan intensitas tinggi. 

Dubai dan kota modern lainnya diketahui dibangun di atas daerah yang sebelumnya tidak dapat dihuni. Sehingga kota-kota modern tersebut tidak memiliki sistem penyerapan air secara alami.

Misalnya, Dubai dibangun di atas pasir, lingkungan alami yang memungkinkan air meresap ke dalam tanah dengan sangat mudah. Akan tetapi dengan menuangkan beton dalam jumlah besar di atas penyerapan air alami Dubai. 

“Kami memiliki tempat pembuangan alami yang membawa air langsung ke akuifer dan kemudian ke dalam cadangan air kami. Ketika kita mengaspal, tanah itu tidak ada lagi,” kata CEO startup lingkungan 4 Habitos Para Mudar o Mundo, Ana Arsky, dikutip dari CNBC, Selasa (23/4).

Selain itu, banjir Dubai juga dipengaruhi oleh faktor peningkatan populasi sehingga membawa lebih banyak limbah rumah tangga dan sampah. Oleh sebab itu, tantangan drainase terus membebani kota modern di dunia seperti Dubai yang menghadapi curah hujan yang lebih sering dan masif.

Ana mengatakan, produk plastik tidak dapat menyerap air dengan baik. Ketika plastik berakhir di tempat pembuangan akhir di seluruh dunia, tumpukan sampah yang sangat besar berkontribusi pada cadangan sistem drainase alami secara global.

Bahkan kota-kota besar yang memiliki sistem drainase mapan pun menghadapi masalah yang sama seperti New York City (NYC). Beberapa waktu lalu, NYC juga mengalami banjir 12-20 centimenter di beberapa tempat yang mengakibatkan fasilitas umum terendam hingga stasiun bawah tanah.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...